Pelukis Malam

Suara Nugi terdengar merdu di headphone yang menempel di telinga saya. Desir gemerisik angin malam ini seperti meningkahi detak jarum jam yang tertatih namun pasti detik demi detiknya.

“Wahai malam panjang tuntunlah penaku…. melukis wajahmu di dalam kalbu”

Sejenak pena yang sedari tadi menulis note-note bahan ujian terangkat. Imajinasiku terbang menelusuk dalam lamunan. Lamunan akan seraut wajah yang kan melukiskan malam ini yang tak berbintang.

Senyumnya yang selalu meneduhkan, tatapannya yang membagiakan terbetik jelas di dalam lamunan.

Sedetik kemudian saya tersadar bahwa saya telah bermimpi.

-Bierkof @ bintaro IX –

This entry was posted in Friday musing and tagged . Bookmark the permalink.

Leave a comment